23 August 2023

Sayangi Bumi, Ubah Sampah Makanan Menjadi Pupuk Kompos!

Umumnya sampah hanya dikenal sebagai seluruh hasil dari sisa kegiatan manusia sehari-hari dan juga proses alam. Namun, jika diperhatikan lebih dalam, akan terlihat banyak perbedaan pada setiap jenis sampah yang dihasilkan. Salah satunya adalah sampah organik.

Berdasarkan sifatnya, sampah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup atau alam dan dapat terurai secara alami di lingkungan, contohnya sampah makanan. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang berasal dari benda tak hidup dan tidak semuanya bisa dikelola kembali atau daur ulang.

Apa Itu Sampah Organik?

Sampah organik ialah jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Sampah organik ini umumnya masih bisa dipakai apabila dikelola menyesuaikan dengan prosedur yang benar. Jadi, sampah ini dapat memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan.

Sampah organik sendiri, dapa terbagi menjadi dua jenis, yakni sampah organik kering dan basah. Sama seperti namanya, sampah organik kering adalah sampah organik yang kandungan airnya sedikit sedangkan sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengandung air.

Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik

Perbedaan sampah organik dan anorganik sebenarnya cukup sederhana. Menurut karakteristiknya, sampah organik merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan hewan dan tumbuhan yang sebagian mudah hancur jika dibiarkan di alam. Sedangkan sampah anorganik justru sebaliknya.

Sampah anorganik terdiri dari bahan-bahan yang bukan berasal dari hewan dan tumbuhan serta tidak mudah hancur secara alami jika dibiarkan di alam.

Oleh karena itu, sampah anorganik harus diolah dengan bantuan mesin. Namun, perlu diketahui bahwa penumpukan sampah merupakan masalah yang menjadikan sampah sebagai faktor kerusakan lingkungan.

Meskipun sampah organik dapat terurai secara alami, tetapi apabila kuantitasnya banyak dan bertumpuk di alam, maka sampah organik juga akan bisa merusak lingkungan karena proses penguraiannya membutuhkan waktu lebih lama. Dengan begitu, sampah organik maupun anorganik perlu dibantu pengelolaannya oleh manusia agar barang sisa tersebut pada akhirnya tidak akan mencemari lingkungan.

Salah satu upaya untuk tetap menjaga lingkungan adalah dengan mengolah sampah-sampah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat. Contohnya mengubah sampah makanan menjadi pupuk kompos.

Apa Itu Pupuk Kompos?

Source: thedailygardener.com

Kompos adalah hasil olahan sisa-sisa buangan makhluk hidup atau sampah organik yang dibuat menjadi pupuk dan mengandung banyak unsur karbon dan nitrogen. Kandungan ini didapatkan dari proses pembusukan sampah organik dari berbagai hewan pengurai, mikroba, dan jamur yang membusuk selama proses pengolahannya.

Kompos umumnya berwarna gelap (hitam atau cokelat tanah), tidak berbau dan teksturnya agak lembab, tetapi juga tidak terlalu basah. Jika ketiga ciri-ciri itu sudah ada, kompos sudah dapat dipanen dan digunakan sebagai pupuk tanaman atau untuk sarana penyubur tanaman. Namun, berbagai sampah organik yang diolah menjadi kompos mempengaruhi hasil akhir kompos saat dipanen.

Selain bermanfaat sebagai pupuk yang bisa menambah kesuburan tanaman, kompos juga membawa manfaat bagi masalah tumpukan sampah. Terutama sampah jenis organik yang mendominasi kuantitasnya di Tempat-tempat Pembuangan Akhir. Karena tidak banyak orang yang memahami bahwa tumpukan sampah organik bisa menghasilkan gas metana yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa lingkungan sekitarnya.

Manfaat Pupuk Kompos

1. Menjaga lingkungan

Dengan mengguakan sampah-sampah rumah tangga sebagai bahan dasar, maka dengan membuat pupuk kompos, kita juga ikut berperan dalam pengolahan sampah. Dengan pengurangan sampah yang ada, maka produksi gas metana juga berkurang.

2. Meningkatkan kualitas air dan tanah

Kandungan organik pada kompos dapat menjaga kualitas air dan tanah. Kompos akan memberikan kandungan organic pada struktir tanah dan mempertahankan kandungan air dalam tanah, sehingga tanaman tidak perlu terlalu sering disiram.

3. Mengurangi penggunaan pupuk kimia

Dengan menggunakan kompos sebagai pupuk organik, penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi. Hal ini dikarenakan kompos mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga penggunaan pupuk kimia tidak dibutuhkan lagi. Selain itu, penggunaan pupuk kimia dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

4. Meningkatkan kualitas tanaman

Manfaat kompos dapat membantu meningkatkan kualitas tanaman seperti meningkatkan rasa dan aroma buah, mengurangi serangan hama dan penyakit, serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kondisi cuaca yang ekstrem.

5. Mengurangi emisi gas rumah kaca

Dengan menggunakan kompos, dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sampah organik yang tidak diolah. Sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan sampah umumnya akan mengalami proses dekomposisi secara anaerobik, yang menghasilkan gas metana. Gas metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan mengolah sampah organik menjadi kompos, sampah tersebut tidak lagi mengalami proses dekomposisi anaerobik, sehingga emisi gas metana dapat dikurangi.

Baca Juga: Robusta VS Arabika, Kenali Perbedaan Nya!

crosschevron-down