Tangerang Selatan, 10 April 2023 - PT Petrosea, Tbk. bersama anak perusahannya (PT Kinarya Bangun Sesama), berbuka puasa bersama dengan remaja pra sejahtera di Yayasan Maleo. Yayasan Maleo adalah lembaga nirlaba (sosial) yang menaungi layanan pendidikan bagi remaja pra sejahtera di sekitar Bintaro, Tangerang Selatan.
Seluruh civitas Yayasan Maleo dan perwakilan Karyawan PT Petrosea, Tbk. dan anak perusahaannya menghadiri buka puasa ini. Adapun rangkaian kegiatan buka puasa bersama ini dimulai dengan diskusi terkait Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang difasilitasi oleh dokter perusahaan dan departemen Safety Health and Environment (SHE). Tidak hanya berdiskusi tetapi juga ada permain menarik terkai HIV dan AIDS untuk memeriahkan acara. Selanjutnya adalah sambutan dari perwakilan Yayasan Maleo dan PT Petrosea, Tbk.
Dalam kesempatan yang baik ini, Bapak Agus Budi Nurwiyoto (Senior GM Corporate Affairs – PT Petrosea, Tbk.) dengan kerendahan hati mengucapkan apresiasi yang luar biasa kepada Yayasan Maleo khsusunya kepada guru-guru yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada remaja-remaja pra sejahtera di Yayasan Maleo ini. Masa depan remaja berada di pundak guru-guru yang luar biasa ini. Harapan Pak Agus, remaja-remaja di Yayasan maleo ini dapat menjadi salah satu penerus bangsa Indonesia kedepannya.
Kegiatan hari ini ditutup dengan berbuka puasa bersama, sholat magrib berjamaah dan saling berbagi cerita menarik antara perwakilan karyawan, guru-guru dan remaja-remaja di Yayasan ini. PT Petrosea, Tbk berkomitmen untuk terus membangun hubungan baik dengan masyarakat dan membangun kualitas masyarakat baik di kantor pusat ataupun di site-sitenya.
Hal ini merupakan bentuk mengejahwantahkan Good Corporate Citizenship (GCC) yang merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) di tahun 2023. Harapannya PT Petrosea Tbk. dapat terus bermanfaat bagi karyawannya, masyarakat sekitar lokasi kerja dan turut serta membangun Indonesia.




Baca Juga: Sayangi Bumi, Ubah Sampah Makanan Menjadi Pupuk Kompos!
Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah social enterprise yang sedang menjadi trend baru dalam dunia bisnis. Kata entrepreneur secara bertahap digantikan oleh istilah ini.
Dulu istilah entrepreneur dikenal sebagai profesi yang sangat populer karena bisa mandiri dengan apa yang dikembangkannya.
Pada umumnya bisnis tersebut menjadi brand terkenal yang dikenal banyak orang, sehingga bermanfaat bagi pemiliknya sendiri.
Namun saat ini, sebagian besar anak muda, termasuk para generasi milenial, mengembangkan bisnisnya tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan kehidupan sosial di sekitarnya.
Nah, dalam artikel ini kita akan membahas lebih dalam lagi tentang social enterprise, Simak sampai habis!
Baca juga: Kolaborasi Kinarya Bersama Sepasang Kakasih Petani Kopi
Apa Itu Social Enterprise?

Sederhananya, social enterprise memungkinkan Anda menjalankan bisnis dan menghasilkan keuntungan sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan di sekitar.
Lengkapnya, Social enterprise atau perusahaan sosial adalah sebuah ide bisnis yang menggabungkan antara konsep dasar berbisnis yaitu mencari profit dengan kewajiban kita sebagai sesama manusia yaitu membantu lingkungan sosial, di mana sebuah perusahaan akan memaksimalkan pendapatannya sejalan dengan dampak/manfaat yang diberikan kepada masyarakat.
Dengan kata lain, prinsip dasar perusahaan sosial adalah menghasilkan keuntungan dari operasi dan menggunakannya untuk membiayai berbagai program sosial yang direncanakan. Oleh karena itu, pendapatan dari penjualan bisnis tidak hanya masuk ke rekening pemilik dan hanya dapat dinikmati oleh satu pihak. Keberadaan perusahaan atau perusahaan dialami lebih umum di antara orang lain.
Asal-muasal Terciptanya Konsep Social Enterprise
Konsep bisnis social enterprise pada awalnya muncul di Inggris pada tahun 1970-an. Metode berbisnis seperti ini ternyata mempunyai respon baik terhadap Traditional Commercial Enterprise, model bisnis yang hanya mementingkan keuntungan pemilik modal suatu perusahaan.
Posisi dari social enterprise ini netral, tidak condong ke sebuah korporasi maupun aktivitas sosial selayaknya organisasi nonprofit. Pelaku konsep bisnis ini mengupayakan keseimbangan antara mendapatkan keuntungan dan pendanaan sebuah tujuan sosial. Misalnya, meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berpenghasilan minim dengan membeli produk/jasa yang mereka tawarkan dan menyelenggarakan pelatihan kerja guna memudahkan potensi mendapatkan pekerjaan.
Dana yang digunakan untuk pelaksanaan berbagai aktivitas sosial tersebut tentunya berasal dari hasil pendapatan dari produk yang dijual. Karena semakin populer dan digandrungi, konsep bisnis ini mulai banyak dipahami oleh orang dari luar negeri dan terus berkembang semakin pesat hingga detik ini.
Manfaat Social Enterprise
Kehadiran social enterprise tidak hanya menguntungkan perusahaan. Namun, juga kepada masyarakat atau komunitas yang dibina. Konsep bisnis ini jelas menawarkan keuntungan yang holistik.
Misalnya, kita memulai perusahaan sosial yang berfokus pada pengolahan sampah. Produk yang kita jual berupa produk fashion yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan bakunya. Dengan begitu, semakin banyak orang yang membeli produk kita, selain untung secara finansial, semakin sedikit pula sampah yang ada.
Belum lagi jika kita bekerja sama dengan masyarakat untuk membuat produk fashion yang kita jual. Tentunya jika jumlah pelanggan bertambah, hal ini juga mendatangkan pemasukan dan membantu perekonomian masyarakat.
Macam-macam Bidang Social Enterprise yang Dapat Dilakukan
Ada banyak sekali permasalahan di Indonesia yang perlu dipecahkan dengan social enterprise. Terkadang masalah tersebut datang dari linkungan sekitar kita atau kegiatan sehari-hari kita, bahkan masalah tersebut dapat menggerakkan hati kecil kita untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Setidaknya ada 4 bidang yang paling menjanjikan untuk social enterprise saat ini, yang berkesinambungan dengan Sustainability Develepment Goals (SDGs) yaitu:
1. Menciptakan Energi Terbarukan dan Terjangkau
Walau telah memasuki era digital, ekonomi digital saat ini masih bergantung pada energi fosil. Ditambah dengan emisi rumah kaca, perubahan iklim menjadi masalah yang sulit untuk terelakkan. Oleh karena itu, upaya untuk mendukung terciptanya sumber energi yang terbarukan dan lebih terjangkau tengah marak dilakukan.
2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan dan Pertumbuhan Ekonomi
Alasan penting lainnya untuk memulai social enterprise adalah untuk menciptakan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi. Dengan menjadi pengusaha dan juga menciptakan lapangan kerja, masalah pengangguran, kerja paksa, perdagangan manusia dan perbudakan dapat dihilangkan.
3. Konsumsi dan Produksi dengan Bertanggung Jawab
Tren dunia terhadap conscious shopping atau pemahaman pada produk yang dibeli perlu diproduksi dengan cara yang baik pula juga telah sampai kepada konsep bisnis ini. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, metode produksi harus diubah.
Contoh dari permasalahan ini adalah sistem irigasi pertanian memakan sekitar 70 persen penyerapan air yang dilakukan manusia. Produksi dan konsumsi yang berlebihan juga membuat banyak produk pertanian menjadi tidak berguna hingga membusuk.
Belum lagi produk limbah dari industri makanan. Seperti restoran dan supermarket. Melalui social enterprise, produksi dan konsumsi dapat didukung dengan lebih bertanggung jawab.
4. Aksi Nyata Terhadap Climate Change
Dengan perubahan iklim, umat manusia menghadapi risiko terbesar. Efeknya menyebar dengan sangat cepat dan, karena emisi karbon dioksida yang sangat besar selama dekade terakhir, begitu meluas sehingga membantu meningkatkan suhu global dan mencairkan lautan es.
Karena masalah ini, setiap perusahaan diharapkan mampu berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, perhatian dan dukungan diperlukan untuk menyelesaikan
Contoh Social Enterprise di Indonesia
Ada beberapa usaha sosial di Indonesia yang telah berdiri dan terus mengagungkan kampanye aksi sosialnya. Diantaranya adalah:

Sukkha Citta
Sukkha Citta bukan sekadar menyediakan produk kerajinan dan juga fashion melainkan ada rasa cinta, kepedulian, dan tekad untuk memajukan para perajin di desa-desa.
Dengan adanya Sukkha Citta, setiap produk yang dihadirkan bisa menjamin kehidupan yang lebih baik bagi pengrajinnya.
Hasilnya, kehadirannya Sukkha Citta sukses meningkatkan 60% pendapatan terhadap 7 desa binaan dengan sekitar 340 ibu-ibu yang menjadi perajin dan total 1432 orang di dalamnya.

Waste4Change
Social enterprise ini tercetus dari hasil diskusi antara PT Greeneration Indonesia dan Ecobali (PT Bumi Lestari Bali) untuk membentuk perusahaan pengelolaan sampah.
Waste4change berkomitmen dalam menyediakan solusi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab melalui berbagai layanan yang dimiliki baik individu, mitra, maupun perusahaan. Layanan tersebut mulai dari program sosialisasi dan edukasi, menyediakan jasa konsultasi, hingga pada tahap pemrosesan sampah untuk menjadi material daur ulang.

Socially Aware Sexy Cosmetic (SASC)
Social enterprise ini menawarkan produk-produk kecantikan, seperti lipstick, eyeliner, dan brow definer.
Selain sebagai brand, SASC juga sebuah social enterprise yang bertujuan untuk memberdayakan wanita melalui produk-produk kecantikan berkualitas. Harapannya, SASC dapat berperan sebagai fasilitator perubahan, mengajak semua orang untuk berbuat baik dan peka terhadap masalah sosial, bahkan SSAC melakukan bakti sosial untuk yayasan-yayasan di Indonesia.

Kinarya Bangun Sesama
Kinarya merupakan social enterprise rintisan yang dibangun dengan menggunakan pendekatan triple bottom line, yaitu People, Planet & Prosperity.
Tidak hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan perusahaan, namun Kinarya juga berfokus terhadap peningkatan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan hidup. Melalui program-programnya, Kinarya juga ikut aktif mengambil peran dalam kegiatan-kegiatan lingkungan lainnya, seperti climate change action, zero plactic waste, dan penanaman pohon.