On 16th June 2023, Kinarya together with its parent company, PT Petrosea Tbk (Petrosea), held a launching event for the organic waste recycling initiative at the Petrosea - Kideco Jaya Agung (KJA) project located in Paser, East Kalimantan.

This food waste recycling initiative has become one of the ESG priorities at the Petrosea - KJA project, considering that an average of 250 kg of food waste is produced each day. Meanwhile the potential carbon emission reduction from managing food waste through this program is around 66.9 tons CO2eq/year. In carrying out this initiative, Kinarya utilize the latest technology which is able to process organic waste or food waste into compost in just 1x24 hours.

The launch event was attended by representatives from Petrosea’s management, PT Kideco Jaya Agung as the client, as well as KJA partners in charge of operations (PT Dum & PT Pama). During her speech on behalf of Petrosea’s management, Ibu Bita Budiarini as Human Capital & General Services Director said that this launch is a concrete manifestation of one of Petrosea’s ESG commitments, specifically its commitment towards the environment by recycling organic waste. It is hoped that in the future this initiative will also be implemented by Petrosea and Kinarya at other Company projects.

Bapak Dewa Nyoman Sumadi Jaya as GM Strategy and Project Delivery Services Petrosea at the KJA project also said that the compost produced through this initiative will later be used for various plants around the Petrosea mess environment, as well as by the farmer groups assisted by Petrosea's CSR in the KJA project as fertilizer for fruit and vegetable plants. Meanwhile, Bapak Aris Bastian as Deputy Head of Mine Engineering at PT Kideco Jaya Agung expressed his appreciation towards this initiative carried out by Petrosea & Kinarya, and hopes that it will become an example for all other partners.

During this launching event, the attendees were shown firsthand the waste recycling process which was carried out by the team from Petrosea and Kinarya. In fact, attendees could even try to put organic waste directly into the machine which was then processed into compost. The event was closed by tree planting activities around Petrosea’s mess which utilized compost which was previously produced from the organic waste recycling process.

A moment of Kinarya troopers while visiting the coffee farmers at Latimojong, South Sulawesi. 2022 (source: Kinarya Bangun Sesama)
Pada 1 September 2022 menandakan resmi satu tahun berkaryanya PT Kinarya Bangun Sesama atau Kinarya. Sebuah awal pencapaian untuk Kinarya di tahun pertama karena mampu untuk memberdayakan masyarakat, salah satunya sepasang suami istri petani kopi dari Desa Tibussan melalui program Sentra Produksi Kopi dalam pilar Pemberdayaan Ekonomi.

Sentra Produksi Kopi merupakan salah satu program Kinarya yang memiliki tujuan memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kec. Latimojong, Kab. Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, untuk menjadi petani kopi yang unggul dan mampu menghasilkan biji kopi yang mampu bersaing di pasar bebas.

Kopi merupakan komoditas perdagangan terbesar kedua di dunia setelah minyak bumi. Namun, hal ini tidak besar dirasakan dampaknya oleh petani kopi di Indonesia, di mana petani menerima porsi pendapatan yang paling rendah dibandingkan dengan seluruh rantai pasok industri kopi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sulawesi Community Foundation (SCF) pada artikel berjudul Dari Petani Ke Konsumen “Tinjauan Rantai Nilai Kopi Kahayya” tahun 2021, di mana para petani di daerah Sulawesi Selatan hanya menghasilkan keuntungan rata-rata sebesar Rp19,195,330 per tahun atau Rp1,599,611 per bulannya dari hasil penjualan buah ceri dari pohon kopi. Dibandingkan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) daerah Sulawesi Selatan tahun 2022 sebesar Rp3,165,876, pendapatan para petani kopi masih tertinggal di bawah UMP.

Kinarya berkomitmen menjalankan tujuannya untuk memberdayakan petani salah satunya melalui program-program pelatihan. Tujuan pelatihan ini adalah untuk membantu agar para petani memiliki pengetahuan lebih dalam mengenai budidaya kopi, sehingga kualitas dan produksi biji kopi yang dihasilkan meningkat, serta mampu meningkatkan harga jual dan menjadi petani kopi yang berkelanjutan.

Pasangan petani kopi dari Desa Tibussan yang akrab dikenal dengan panggilan Ibu Haria dan Pak Anca merupakan petani yang telah kami bina tahun ini. Keluarga Ibu Haria dan Pak Anca memiliki lahan kurang lebih seluas dua hektar di Desa Tibussan, Kec. Latimojong, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan, yang menghasilkan biji kopi Arabica dan tanaman komoditas lainnya seperti cengkeh dan kakao.

Pertemuan Kinarya dengan Ibu Haria dan Pak Anca membuat Kinarya semakin bersemangat untuk memperkenalkan Kopi Latimojong kepada masyarakat luas. Kami melihat keharmonisan mereka dalam membudidayakan kopi demi mencukupi kehidupannya dan hal tersebut sangat membuat hati kami tersentuh. Meskipun dalam keadaan yang sulit dan seadanya, mereka masih mampu untuk tersenyum dengan tulus dan menyambut hangat kedatangan kami di rumahnya.

Dalam upaya mewujudkan budidaya tanaman kopi secara berkelanjutan dan menghasilkan produksi kopi berkualitas, kami memfasilitasi Ibu Haria dan Pak Anca untuk mengikuti Program Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabica yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PUSLITKOKA) di Jember, Jawa Timur. Selama tiga hari pelatihan tersebut, Ibu Haria dan Pak Anca sangat antusias mempelajari teori dan praktek budidaya kopi yang sesuai dengan Good Agricultural Practice (GAP), pengendalian hama penyakit tanaman kopi, dan pengolahan tanaman kopi dari hulu hingga hilir.

Manfaat dari mengikuti pelatihan tersebut dapat tercermin dari hasil panen dan kemampuan mereka dalam mengelola, menghasilkan biji kopi yang berkualitas, dan terbukanya akses pasar untuk menjual karora kepada Kinarya sebanyak 731 liter atau dengan nominal Rp14,620,000 sesuai prinsip fair trade. Dibandingkan pendapatan rata-rata petani kopi selama setahun yang sesuai dengan penelitian di atas, dari inisiatif ini Kinarya mampu memberikan pemasukan yang hampir sebanding hanya dalam satu kali transaksi.

Saat ini, biji kopi tersebut sudah berhasil terjual kepada salah satu roastery yang ada di Jakarta yaitu Smoking Barrels Craft Coffee sebanyak 40kg yang mengeluarkan cita rasa karamel, asam jawa, kayumanis, jagung bakar, dan dengan cita rasa keseluruhan yang cukup kompleks

Pak Anca, Coffee Farmers
Mr Anca is one of our coffee farmers, 2022. (source: Kinarya Bangun Sesama)

Pelajari lebih lanjut tentang program Forest to Cup Kinarya disini

crosschevron-down